Pembelajaran Tatap Muka Bisa Mulai Dilakukan Untuk Wilayah Zona Kuning dan Zona Hijau

- 5 November 2020, 09:53 WIB
Menteri Pendidikan Nadiem Makarien menyelesaikan tugas di kantor.
Menteri Pendidikan Nadiem Makarien menyelesaikan tugas di kantor. /Instagram/@nadiemmakarim

LINGKAR MADIUN- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Makarim menyatakan, daerah dengan status zona hijau dan kuning sudah boleh melaksanakan pembelajaran langsung dengan metode tatap muka.

Menurutnya, masih banyak wilayah dengan status zona hijau atau kuning yang mash memiliki keterbatasan jika harus tetap dilakukan sekolah daring.

"Teman-teman kita di zona kuning dan hijau, yang banyak sekali tidak punya akses terhadap internet, Kemendikbud dan empat kementerian lain langsung mengambil sikap, daerah zona hijau dan kuning pandemi Covid-boleh buka tatap muka," kata Nadiem Makarim, Kamis (5/11/2020) dikutip dari RRI.

Baca Juga: Hasil Pemilu Amerika Dapat Anda Saksikan di Link Berikut Ini

Baca Juga: Anak Berkebutuhan Khusus Mampu Tunjukan Keterampilan di LKSN 2020

Ia juga menambahkan jika kebanyakan daerah yang terdampak Covid-19 yang merupakan daerah tertinggal dan terlua namun pada zona hijau dan kuning banyak yang memiliki keterbatasan, salah satunya tidak memiliki akses internet. 

Sementara, kata Nadiem, untuk di daerah yang berkategori sebagai zona orange dan merah, masih belum diperkenankan untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka langsung.

Kepada para guru dan kepala sekolah serta pemerintah di Sulawesi Tengah, Nadiem mengatakan bahwa model pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang diterapkan oleh pemerintah melalui Kemendikbud pada dasarnya adalaah sebagai salah satu kebijakan yang tidak diinginkan oleh Kemendikbud itu sendiri.

"Tidak ada di pemerintah pusat yang menginginkan PJJ. Saya tidak menginginkan PJJ," jelasnya.

Baca Juga: Kenali 8 Tanda Kamu Mengalami Kelelahan Secara Mental dan Emosional

Baca Juga: Banyak yang Tidak Tahu, Ternyata Kopi Dapat Turunkan Berat Badan. Simak Info Lengkapnya di Sini

Namun hal itu diterapkan untuk kebaikan bersama, karena jika tidak diterapkan maka penyebaran Covid-19 akan semakin cepat dan akan sulit dikendalikan, sehingga berdampak pada keselamatan dan kesehatan banyak orang.

"Jika kita tidak menutup sekolah di Jakarta, bisa bayangkan berapa banyak manusia yang meninggal," tuturnya.

Penerapan penutupan sekolah dengan melangsungkan metode pembelajaran jarak jauh menurutnya merupakan suatu keterpaksaan sebab situasi pandemi Covid-19 yang memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah