Kehidupan Beragama di Saudi Arabia Berubah Banyak Setelah Peristiwa 11 September 2001

15 September 2021, 09:05 WIB
Masjid Nabawi di Madinah, Saudi Arabia. /Pixabay/Abdullah Shakoor /

LINGKAR MADIUN - Saudi Arabia saat ini jauh berbeda dengan Saudi Arabia sebelum kejadian 11 September 2001.

Perlu diketahui, hampir semua pembajak pada 9/11 adalah warga negara Saudi.

Saudi Arabia juga menjadi tempat kelahiran Osama bin Laden, pemimpin Al-Qaeda dan dalang serangan 20 tahun lalu.

Baca Juga: Memanggang Makanan Menggunakan Arang Dapat Memicu Kanker, Benarkah? Begini Faktanya 

Osama bin Laden bukan nama baru bagi Kerajaan Saudi Arabia, karena sepak terjangnya sudah sangat dikenal.

Osama bin Laden adalah salah satu anak dari taipan properti di Saudi Arabia yang sebenarnya memiliki hubungan dekat dengan kerajaan Saudi Arabia.

Dilansir LINGKAR MADIUN dari kantor berita AP, dijelaskan bahwa Saudi Arabia harus mengambil jalur perubahan ini.

Baca Juga: Baca Doa Ini Jika Permohonan Tak Kunjung Terwujud, Segera Simak, Kamu Wajib Tahu! 

Sebelumnya, negara Saudi Arabia adalah negara yang keras.

Negara itu sangat ketat dalam memberantas tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan syariat agama.

Tindakan-tindakan tersebut, seperti minum-minuman keras, pacaran, dan perempuan yang berduaan bukan dengan mahramnya.

Baca Juga: Prediksi Skor dan Susunan Pemain Club Brugge vs PSG di Liga Champions Eropa, 16 September 2021 

Penerapan hukum Islam secara keras itulah yang membuat mata internasional kini melihat Saudi Arabia sebagai sarang ekstrimis dunia.

Nyatanya, banyak sekali teroris-teroris yang muncul dari negara tersebut, dan Al-Qaeda adalah salah satu contohnya.

Berdasarkan kejadian tersebut, Saudi Arabia mulai merubah dirinya pelan-pelan.

Baca Juga: Prediksi Skor dan Susunan Pemain Liverpool vs AC Milan di Liga Champions Eropa, 16 September 2021 

Saat ini, mereka mulai membuka diri, memoderasi kehidupannya, dan tidak berpegang lagi dengan syariat Islam.

Kerajaan Saudi Arabia mulai menghindari ideologi agama yang menjadi dasar pendirian kenegaraan mereka.

Menurut mereka, interpretasi ketat akan ajaran Islam malah membantu melahirkan generasi terorisme.

Baca Juga: Rekap Hasil Pertandingan Liga Champions Eropa, 14-15 September 2021: Jesse Lingard Bantu Young Boys Menang 

Bagi banyak orang di Amerika Serikat, Arab Saudi akan selamanya dikaitkan dengan 9/11, runtuhnya Menara Perdagangan Dunia yang menyebabkan kematian hampir 3.000 orang.

"Penting untuk disadari bahwa teroris yang menyerang AS pada 11 September juga menargetkan orang-orang Arab Saudi, kepemimpinan, personel militer, dan bahkan situs keagamaan kami yang paling suci di Makkah dan Madinah dalam beberapa kesempatan," ucap Fahad Nazer selaku juru bicara Kedutaan Besar Saudi di Washington.

Dia mengatakan bahwa tersangka terorisme 9/11 adalah musuh negara Saudi Arabia juga.

Baca Juga: Prediksi Skor dan Susunan Pemain Besiktas vs Borussia Dortmund di Liga Champions Eropa, 15 September 2021 

Semenjak hari itu, Saudi Arabia berjanji untuk memerangi terorisme.

Bahkan sekarang, Saudi Arabia bertekad untuk mengurangi kontribusi agama dalam kehidupan sosial bermasyarakatnya.

Perlu diketahui bahwa di Saudi Arabia terdapat korps polisi yang dapat menjerat masyarakat dengan hukum dan syariat Islam sebagaimana yang terjadi di Aceh.

Baca Juga: Bersihkan Paru-parumu dan Keluarkan Semua Racun secara Alami, Hanya dengan Minuman Herbal Ini 

Polisi agama di Saudi Arabia akan keluar dari taman untuk bergaul, mengejar mobil yang memutar music, dan memaksa toko untuk tutup saat salat lima waktu.

Sekarang, polisi agama di Saudi Arabia semakin dikurangi peranannya dan tidak lagi secara serampangan menahan orang yang melanggar aturan agama.

“Ini negara baru. Ini adalah negara yang sedang berkembang,” kata Raghida Dergham, pendiri lembaga pemikir Beirut Institute dan kolumnis lama di surat kabar Saudi.

Baca Juga: Prediksi Skor dan Susunan Pemain Inter Milan vs Real Madrid di Liga Champions Eropa, 16 September 2021 

Saudi Arabia benar-benar berubah sekarang. Negara itu tidak lagi menggunakan Islam garis keras yang seringkali diasosiasikan dengan terorisme.

Ali Shihabi, salah satu kerabat Kerajaan Saudi Arabia, mengatakan bahwa moderasi adalah satu-satunya jalan yang harus diambil untuk maju.

Moderasi adalah bagaimana sikap dan prinsip hidup yang tidak memaksakan kehendak.

Baca Juga: Kim Kardashian Kenakan Gaun Serba Hitam di Met Gala 2021, Dibilang Mirip Tokoh Dalam Serial Animasi Ini 

Moderasi adalah sifat netral negara terhadap setiap fenomena yang ada dalam masyarakat.

Seperti yang diketahui, Saudi Arabia kini mulai memperbolehkan perempuan untuk menyetir dan menonton bioskop. ***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Tags

Terkini

Terpopuler