Setelah Lama Tak Muncul, Akhirnya Raja Thailand Vajiralongkorn Turun ke Jalan Menyapa Pendukungnya

2 November 2020, 14:58 WIB
Raja Thaliand Raja Maha Vajiralongkorn dan istri keempatnya Ratu Suthida menyapa para pendukung di sekitar Istana, Minggu, 1 November 2020. /Twitter/@boonlucksa13

LINGKAR MADIUN - Ribuan pendukung  Raja Maha Vajiralongkorn memadati sekitar Istana Agung Bangkok menyaksikan Raja Thailand itu, pada Minggu, 1 November 2020.

Ribuan massa itu memakai kemeja warna kuning khas kerjaan sambil memegang potret Raja Vajiralongkorn dan istri keempatnya Ratu Suthida.

Baca Juga: Emmanuel Macron Tuding Propoganda Boikot Produk Prancis Permainan Swasta Didukung Pemimpin Politik

Baca Juga: Gempa Bumi di Turki, Seorang Kakek 70 Tahun Selamat di Hari Ketiga Setelah Terjebak Puing-Puing

Berjalan zigzag di antara kerumunan pendukung, Raja dan Ratu itu menerima bunga dari para pendukungnya. Pada satu momen mengatakan "terima kasih" dan menandatangani potret dirinya sendiri.

“Kami akan hidup dengan setia, mati dengan setia,” teriak kerumunan saat raja keluar dari istana untuk menyambut mereka. "Panjang umur raja!"

Baca Juga: Mengejutkan, Rocky Gerung Sindir Megawati: Yang Manja Itu Milenial yang Ada di Istana!

Diketahui Vajiralongkorn sebelumnya menghabiskan waktu lama di Jerman. Ia baru tiba di kerajaan untuk beberapa minggu terakhir. Untuk memperingati hari libur Buddha dan kematian ayahnya.

Kunjungan tersebut bertepatan dengan demonstrasi yang dilakukan sebagian besar aktivis muda, yang telah melakukan unjuk rasa gerilya, menarik ribuan orang ke persimpangan paling macet di Bangkok.

Raja Maha Vajiralongkorn menyapa pendukungnya. @boonlucksa13

Kemunculan Vajiralongkorn itu merupakan kemunculan pertama sejak Thailand bergejolak. Sejak demo besar-besaran dari bulan Juni untuk menuntut reformasi kerajaan Thailand.

Monarki yang nyaris tak pernah bisa disangkal itu telah menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari gerakan para pengunjuk rasa pro demokrasi.

Baca Juga: Prancis Makin Mencekam, Seorang Pendeta jadi Sasaran Tembak di Gereja Kota Lyon

Di luar Istana, para pengunjuk rasa masih bertahan. Mereka menuntut untuk penghitungan keuangan Istana, reformasi monarki, dan tuntutan untuk mencopot menteri Prayut Chan-ocha, mantan panglima militer yang berkuasa setelah melancarkan kudeta pada 2014.

Khusus keuangan kerajaan para pengunjuk rasa menunut penghitungan karena keuangan itu dikendalikan oleh Raja sejak tahun 2018.

Baca Juga: Ini Pidato Resmi Presiden Prancis Emmanuel Macron yang Singgung Jutaan Muslim Dunia

"Ini bukan reformasi, ini tentang menggulingkan monarki," kata Bin dikutip dari The Guardian, salah satu pendemo yang berbicara kepada wartawan di luar istana.

Para pengunjuk rasa di Thailand menuntut reformasi. @YourAnonCentral

Sejauh ini, protes pro-demokrasi tetap damai, tetapi sejumlah mahasiswa dan aktivis telah ditangkap dan didakwa  atas kasus penghasutan.

Selama akhir pekan, tiga pemimpin mahasiswa terkenal dibebaskan dengan jaminan, hanya untuk ditangkap lagi ketika pihak berwenang berusaha menangkapnya dengan tuduhan lain.

Baca Juga: Keluarga Pelaku Penikaman di Prancis Minta Keadilan: Kami Muslim Melawan Terorisme, Kami Miskin

Pada Minggu malam salah satu dari gerakan demonstran yang menamai dirirnya Parit "Penguin" Chiwarak, berjanji dalam sebuah posting di Facebook bahwa mereka akan terus melanjutkan unjuk rasa sampai tujuan mereka tercapai. “Jika rakyat tidak mundur, kami tidak akan mundur,” tulisnya.***

Editor: Rendi Mahendra

Tags

Terkini

Terpopuler