Bagaimana Kisah Israel Mencuri Jet MiG-21 Rusia dari Irak dan Koleksi Foto Bersejarah 'James Bond'?

4 November 2020, 08:09 WIB
Sean Connery bersama jenderal Israel Moti Hod berdiri membelakangi MiG-21 Irak, bernomor '007' merujuk Agen 007 James Bond. /@IAFsite/Twitter

LINGKAR MADIUN – Belum lama ini publik pecinta film dikagetkan dengan kematian Sean Connery aktor yang memerankan agen rahasia ikonik James Bond. Tak pelak, kematian Sean Connery itu jadi perhatian dunia.

Bahkan akun Twitter Angkatan Udara Israel (IAF)  menggungah foto legendaris Sean Connery bersama jenderal Israel Moti Hod bertepatan dengan kematiannya Sean Connery pada Jumat, 30 Oktober 2020.

Dalam foto itu, tampak Sean Connery bersama jenderal Israel Moti Hod berdiri membelakangi MiG-21 Irak, bernomor '007' merujuk Agen 007 James Bond.

Baca Juga: Pemerintah Arab Saudi Telah Membuka Akses Ibadah Umrah, Begini Himbauan Resmi Kemenkes RI

Baca Juga: Hasil Pertandingan Real Madrid vs Inter Milan: Real Madrid Berhasil Tumbangkan Inter Milan Skor 3-2

Foto bersejarah dengan MiG-21 bernomor 007 itu diambil  setahun setelah IAF berhasil mendaratkan jet Soviet di Pangkalan Udara Hatzor di Israel tengah, pada 16 Agustus 1966, melalui seorang pilot Angkatan Udara pembelot dari Irak.

 

Kisah itu bermula saat  MiG-21 jet tempur buatan Soviet itu diperkenalkan di Arab pada tahun 1960-an. Dan menjadi jet tempur paling modern di antara jet Soviet yang diterbangkan di Timur Tengah pada masa itu.

Setelah itu, Israel ketakutan jika pesawat tersebut lebih unggul daripada jet tempur Mirage III yang mereka gunakan.

Mereka membutuhkan banyak rincian tentang pesawat tersebut. Tetapi bagaimana caranya? Sementara Israel tak bisa memiliki pesawat itu.

Baca Juga: Pemerintah Beri Kemudahan UMKM Melalui UU Cipta Kerja

Israel Air Force atau Angakatan Udara Israel (IAF) pun minta bantuan intelejen Israel untuk membantu memecahkan masalah tersebut.

Pada tahun 1963, Mossad atau Badan Intelijen Nasional Israel, melakukan operasi untuk memperoleh jet Mikoyan-Gurevich MiG-21, dalam sebuah misi bernama  Operation Diamond.

Bak sebuah film, pencurian itu tak berjalan mulus. Sebelum sukses mengakuisisi jet tempur MiG-21, Mossad mengalami dua kali kegagalan.

Baca Juga: Kasus Perceraian di Jawa Timur Melonjak Drastis Selama Pandemi

Upaya pertama dilakukan di Mesir ketika seorang pria bernama Adib Hanna merupakan pilot Angkatan Udara Mesir, ditawari hadiah uang tunai oleh agen Mossad Jean Thomas, untuk membelokkan dan menerbangkan pesawat ke MiG-21  itu ke Israel.

Namun, rencana agen Mossad itu diketahui oleh Mesir sehingga agen tersebut dihukum gantung oleh pihak Mesir.

Dalam upaya kedua, Mossad pun tak berhasil. Agen Mossad mendekati pilot Mesir lainnya. Kapten Mohammad Abbas Helmy.

Baca Juga: 7 Rekening Ini Tidak Bisa Mencairkan Uang BLT BPJS Ketenagakerjaan Gelombang 2

Ia setuju untuk membelot karena perselisihannya dengan atasannya. Namun, sebelum misi Mossad itu berjalan, Helmy keburu dibunuh di Amerika Selatan, beberapa bulan kemudian setelah kesepakatan dengan Mossad.

Mossad tak pernah kehilangan akal, dalam upaya ketiganya, Mossad akhirnya menemukan peruntungan. Yaitu pada tahun 1964 ketika seorang pria Irak, dengan nama sandi "Yusuf," menghubungi pihak Israel.

Yusuf memberi tahu mengenai pilot Angkatan Udara Irak yang seharusnya memulai pelatihan di Pangkalan Angkatan Udara Randolph di Texas.

Baca Juga: SEBENTAR LAGI, Live Streaming Atalanta vs Liverpool: Kuda Hitam Italia Siap Hancurkan The Reds

Berdasar buku yang ditulis Bill Norton, Air War on the Edge, A History of the Israel Air Force and its aircraft since 1947, terbit tahun 2004, setelah mendapat informasi itu, Mossad mencari pilot yang bersedia membelot.

Seorang pilot Irak bernama Munir Redfa dikabarkan tidak puas karena latar belakang agama Kristen. Sehingga mustahil mendapat promosi dalam militer Irak.

Kabarnya, Redfa juga tidak senang saat dia dikirim dalam misi terbang melawan Kurdi Irak, kelompok etnis yang terpinggirkan di negara itu.

Baca Juga: SEDANG BERLANGSUNG... Link Live Streaming Real Madrid vs Inter Milan: Lukaku Cedera, Hazard Pulih

Untuk menjalankan misi tersebut, Mossad mengirim seorang agen wanita untuk menjalin hubungan dengan pilot tersebut dan kemudian mengundangnya untuk bertemu dengan delegasi tingkat tinggi Israel. 

Dalam pertemuan itu pihak Israel mengintimidasi Redfa dengan menceritakan dua pilot Irak yang tewas. Sebelumnya dua pilot itu telah bernegoisasi dengan pihak Mossad namun tak berujung kesepakatan.

Salah satunya ditembak mati oleh agen Mossad di bar Texas setelah menolak tawaran untuk membelot.

Baca Juga: SESAAT LAGi, Preview dan Link Live Streaming Locomotiv Moscow vs Atletico Madrid di SCTV, Gratis!

Dan pilot kedua terlempar dari kereta karena menuntut imbalan yang berlebihan sebagai ganti pembelotannya.

Pilot ketiga, Munir Redfa ditawari hadiah uang tunai dan kewarganegaraan Israel. Melihat, dua rekannya tewas, dia setuju untuk membelot.

Redfa kemudian diterbangkan untuk menemui Mayor Jenderal Mordechai “Mottie” Hod, komandan IAF untuk membahas strategi dan jalur penerbangan.

Baca Juga: Preview dan Link Live Streaming Atalanta vs Liverpool: Atalanta Siap Teror Pertahanan Liverpool

Di saat bersamaan, Mossad mengekstraksi keluarga Redfa dari Irak untuk menghindari kemungkinan pembalasan. 

Jet tempur MiG-21 pun terbang  pada 16 Agustus 1966, Redfa menerbangkannya dari Pangkalan Udara Habbaniyah, sebelah barat Baghdad dan melewati Yordania, dan memasuki wilayah udara Israel di selatan Laut Mati untuk menghindari deteksi radar Yordania.

Setelah Radfa menyeberangi perbatasan Israel, pesawat Mig-21 dikawal dua Mirages III diterbangkan oleh dua pilot IAF Mayor Ran Peker, Komandan Skadron 119 dengan Letnan Kolonel Shamuel Shefer. Pesawat itu didaratkan ke daerah Hatzor.

Baca Juga: Link Live Streaming Real Madrid vs Inter Milan: Kedua Tim Kejar Kemenangan Perdana Di Liga Champions

Kemampuan MiG-21 kemudian dinilai sangat bagus oleh IAF dan jet tempur tersebut juga digunakan untuk simulasi perang sebelum Israel berperang dalam Perang Enam Hari dengan Arab.

Segera pembelotan itu menjadi berita besar di dunia dan terlebih di Irak. Rusia pun menuntut kembalinya pesawat itu.

Akan tetapi, Israel menolak permintaan tersebut bahkan dengan santainya memberi nomor 007 ke pesawat MiG-21, merujuk film James Bond.  IAF merasa pencurian sukses itu mirip dengan aksi Agen 007 dalam film intelijen berjudul James Bond.***

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler