Inilah Sejarah Taliban yang Telah Kembali Merebut Afghanistan, Begini Isi Janjinya Setelah Pengambilalihan

- 18 Agustus 2021, 20:06 WIB
Inilah Sejarah Taliban yang Telah Kembali Merebut Afghanistan, Begini Isi Janjinya Setelah Pengambilalihan
Inilah Sejarah Taliban yang Telah Kembali Merebut Afghanistan, Begini Isi Janjinya Setelah Pengambilalihan /UK MOD Crown copyright 2021/via REUTERS

 

LINGKAR MADIUN - Taliban telah merebut kembali pemerintah Afghanistan 20 tahun setelah dilengserkan dari kekuasaan dalam invasi pimpinan AS.

Pada hari Minggu, Taliban merebut kekuasaan di Afghanistan setelah beberapa minggu kemenangan militer yang menakjubkan.

Kelompok bersenjata telah digulingkan dalam invasi pimpinan AS pada tahun 2001, setelah serangan 11 September di tanah AS, tetapi secara bertahap mendapatkan kembali kekuatannya, melakukan berbagai serangan terhadap pasukan asing dan Afghanistan dalam 20 tahun terakhir.

Taliban, yang berarti "mahasiswa" dalam bahasa Pashto, kali ini mencoba menampilkan citra yang lebih moderat, tetapi pengamat di Afghanistan dan internasional tetap skeptis.

Baca Juga: Presiden AS Joe Biden Siapkan Dana Rp7 Triliun Untuk Calon Imigran Dari Afghanistan

Baca Juga: Facebook Blokir Konten Terkait Taliban, Bentuk Tim Khusus untuk Cekal Konten Terorisme

Pada hari Selasa, juru bicara Zabihullah Mujahid berjanji untuk melindungi hak-hak perempuan dan kebebasan pers dalam konferensi pers pertama sejak pengambilalihan.

Banyak pemimpin Taliban sebelum pembentukan kelompok bersenjata pada awal 1990-an, bertempur bersama Mujahidin Afghanistan melawan pendudukan Soviet pada 1980-an.

Mujahidin menerima senjata dan uang dari AS sebagai bagian dari kebijakannya melawan musuh Perang Dinginnya.

Baca Juga: Shandy Aulia Bagikan Cara Mengatasi Cibiran dan Hinaan Orang

Baca Juga: Peneliti Ungkap Bunga Atas Utang Perang Afghanistan Bisa Mencapai 6,5 Triliun Dollar, Berikut Rinciannya

Pada saat itu, Soviet mendukung para pemimpin komunis yang telah melakukan kudeta berdarah terhadap presiden pertama negara itu, Mohammad Daoud Khan, pada tahun 1978.

Setelah Soviet mundur pada tahun 1989, kekacauan merajalela dan pada tahun 1992, terjadi perang saudara besar-besaran dengan komandan Mujahidin yang berjuang untuk kekuasaan dan membagi ibu kota Kabul, yang dihujani setiap hari dengan ratusan roket dari segala arah.***

Editor: Khoirul Ma’ruf

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah