Selain itu, Myanmar juga sedang berjuang melawan lonjakan besar dalam kasus akibat paparan COVID-19.
Hal ini bermula saat pihak militer Myanmar menggulingkan Aung San Suu Kyi yang diklaim melakukan kecurangan dalam pemilihan November yang dimenangkan Liga Nasional untuk Demokrasi dengan telak.
Namun, komisi pemilihan dan pemantau internasional mengatakan pemilihan itu bebas dan adil dan tidak ada bukti untuk mendukung klaim tersebut.
Pihak militer Myanmar juga disoroti oleh dunia karena dugaan genosida dan tindakan brutalnya terhadap minoritas Rohingya pada tahun 2017 yang memaksa masyarakat Rohingnya melarikan diri ke Bangladesh.***