Banyak wanita Korea Selatan maupun luar negeri mengikuti kampanye tersebut. Aksi ini pun viral dan dinilai sebagai aksi pembelaan terhadap perempuan.
Ryu Hyeong-rim, seorang aktivis Womenlink, mengatakan kepada media bahwa di Korea Selatan, rambut panjang dipandang sebagai simbol kecantikan.
Baca Juga: Ada Mafia ‘Agen Ganda’ dalam Aksi Terorisme Taliban dan Konflik AS, Benarkah? Simak Begini Ulasannya
"Keputusan An San untuk memiliki rambut pendek dipandang sebagai pelanggaran terhadap standar kecantikan wanita," ujar Ryu
Sesuai survei baru-baru ini, setidaknya 60 persen pria Korea Selatan berusia 20-an mengatakan mereka sangat menentang feminisme.
Baca Juga: Jepang Batalkan Penggunaan 1,63 Juta Dosis Vaksin Moderna pada Rakyatnya, Kenapa? Begini Ulasannya
Korea Selatan juga salah satu negara terburuk dalam hal kesenjangan upah antara laki-laki dan perempuan.
Wanita di Korea Selatan hanya mendapatkan 63 persen dari gaji pria.
Kini Wanita Korea Selatan mulai mengangkat suara mereka melawan misogini dan patriarki (paham yang menempatkan hak laki-laki di atas hak perempuan).***