Hal ini tentu saja berdampak pada persepsi masyarakat yang kemungkinannya akan banyak terjebak berita kebencian, fitnah, SARA, dan hoaks.
Facebook pun mengakui bahwa tujuan mereka membuat emoji itu adalah untuk menjaring lebih banyak audiens.
Baca Juga: Cegah Maraknya Ujaran Kebencian, Facebook Perbarui Standar Konten Satir
Pendapatan Facebook sepenuhnya ada di iklan yang bergantung pada banyaknya audiens, sehingga Facebook membuat algoritma demikian.
Tapi kebijakan itu justru membuat banyak berita postingan kebencian dan hoaks merajalela dan viral di Facebook.
Baca Juga: Hoaks Jadi Salah Satu ‘Musuh‘ Indonesia, Kominfo Imbaukan Hal Ini Untuk Lawan Hoaks Seputar Pandemi
Karena rahasia mereka diungkap ke publik, mau tidak mau Facebook harus menambahkan fitur khusus untuk memerangi penyebaran berita negatif dan hoaks di platform mereka.
Jika Anda menemukan status berisi kebencian dan diduga hoaks, lebih baik Anda langsung melaporkannya ke Facebook tanpa memberikan like atau emoji apapun supaya tidak viral.***