LINGKAR MADIUN - Di bawah tekanan untuk dekarbonisasi, Saudi Arabia telah mengumumkan serangkaian langkah-langkah untuk menangani krisis iklim yang semakin intensif.
Di lain sisi, para kritikus mengatakan langkah itu hanya tabir asap untuk menjaga bahan bakar fosil sebagai pendorong ekonomi mereka.
Setelah mengadakan 'Inisiatif Hijau dari Timur Tengah', Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman mempresentasikan serangkaian rencana untuk mengatasi bahaya pemanasan global.
Dilansir dari dari Al Jazeera, inisiatif tersebut termasuk mencapai emisi gas rumah kaca 'net-zero' pada tahun 2060 dengan menanam 50 miliar pohon di Timur Tengah dalam beberapa dekade mendatang.
Selain itu, Saudi Arabia juga akan meluncurkan proyek energi bersih senilai 10,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp1,3 triliun untuk wilayah tersebut.
Perlu diketahui, janji tersebut datang beberapa hari setelah Saudi Aramco, produsen minyak terbesar di dunia, mengumumkan rencananya untuk meningkatkan produksi minyak mentah dari 12 juta barel per hari menjadi 13 juta barel pada tahun 2027.
Saudi Arabia telah membenarkan langkah kontradiktif untuk mengurangi emisi karbonnya sendiri sambil tetap mengeluarkan minyak dari tanah dan menjualnya ke seluruh dunia sebagai bagian dari rencana untuk menciptakan ekonomi karbon melingkar.