Alhasil untuk merespons satir pedas itu dan terutama kartun Nabi Muhammad itu, Erdogan sendiri sebelumnya sudah menyerukan kepada publik untuk memboikot produk Prancis. Terutama setelah Macron menolak menurunkan kartun Nabi Muhammad.
Atas sikapnya itu, Presiden Turki menyindir Emmanuel Macron untuk melakukan "periksa mental" karena sikapnya terhadap Islam terlalu radikal.
Baca Juga: 5 Tradisi Unik Perayaan Maulid Nabi di Daerah Pulau Jawa
Lebih dari itu, milansir AFP, Erdogan menuding "Macron dan yang sejiwa dengannya" melakukan "kebijakan jahat, jelek, dan provokatif untuk menebar kebencian"
Tak hanya itu, secara resmi asisten pers Erdogan, Fahrettin Altun, mengatakan dalam tuitnya, "Kami mengutuk upaya paling menjijikkan dari publikasi ini untuk menyebarkan rasisme dan kebencian budayanya," tulisnya, pada Selasa (27/10/2020).
Baca Juga: Diingatkan KPK Terkait 15 Sepeda Lipat, Moeldoko: Tidak Untuk Jokowi
Karena gambar cabul yang dibuat oleh Charlie Hebdo itu, jaksa penuntut Turki menyatakan bahwa mereka bakal menggelar penyelidikan.
Paris langsung merespons dengan memanggil pulang duta besarnya di Turki. Sementara, Charlie Hebdo sendiri sudah pernah menjadi sasaran kemarahan pada 2015.
Saat itu, 12 orang stafnya tewas oleh dua bersaudara Cherif dan Said Kouachi, setelah sebelumnya mereka mengunggah gambar kontroversi itu.
Baca Juga: Pengubah Sekte Menjadi Budak Seks, Keith Raniere Merasa Tidak BersalahBaca Juga: Inilah Buntut Kontroversi Presiden Prancis Emmanuel Macron