Perjalanan Ibrahim Issaoui ke Prancis terlebih dahulu transit di Italia. Ibunya mengatan sempat melakukan panggilan video pada Kamis pagi, 29 Oktober 2020.
Brahim memberitahu keluarganya bahwa ia baru saja tiba di Nice dan menemukan tempat untuk tidur di tangga dekat sebuah gereja.
Tak lama setelah itu, Kepolisian Prancis mempercayai bahwa Brahim masuk ke dalam gereja dan membunuh tiga orang, dan memenggal salah satu di antara mereka.
Baca Juga: Cawabup Banggai Laut Meninggal Dunia, Speedboat yang Ditumpangi Saat Kampanye Dihantam Ombak
Kakak Brahim bernama Yassin menjelaskan, saat tiba di Nice adiknya berniat untuk mencari orang Tunisia lain agar bisa mendapatkan tempat tinggal atau pekerjaan.
"Dia bilang dia baru saja tiba dan dia tidak mengenal siapa pun di sana, dia bilang dia akan meninggalkan gedung di pagi hari dan mencari orang Tunisia untuk diajak bicara dan melihat apakah dia bisa tinggal bersama mereka atau mencari pekerjaan," ujar Yassin.
Baca Juga: Donald Trump, Calon Presiden Belum Keluarkan Dana Kampanye Namun Terlilit Hutang, Simak Penjelasanya
Diketahui Brahim pernah ditangkap karena penganiayaan menggunakan senjata tajam empat tahun lalu saat masih remaja.
Gamra mengaku bahwa seluruh keluarga tidak mendengar kabar Brahim sejak September 2020 lalu saat dia memutuskan berlayar ke Lampedusa.
"Saya ingin bekerja seperti orang lain dan menikah, membeli rumah dan mobil sama seperti siapa pun," ungkap Yassin, mengatakan keinginan sang adik.