Gara-gara Hapus Bendera Taiwan di Twitter, Presiden Turki Erdogan Disebut Tunduk Pada China

- 3 November 2020, 18:32 WIB
Foto yang diposting Presiden Turki Recep Tayyep Erdogan
Foto yang diposting Presiden Turki Recep Tayyep Erdogan /Twitter/Recep Tayyep Erdogan

LINGKAR MADIUN – Aksi Presiden Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang menghapus bendera Taiwan dalam postingan Twitter menjadi sorotan dunia.

Postingan itu merupakan ucapan terimakasih Erdogan untuk negara-negara mengucapkan belasungkawa dan bantuan material atas gempa bumi yang mengguncang Turki pada Jumat, 30 Oktober 2020.

Baca Juga: Presiden Teken UU Ciptaker, KSPI: Bisa Mengurangi Nilai Pesangon Buruh

Baca Juga: Musim Penghujan, 7 Kabupaten di Jatim Dilanda Banjir

“Banyak terima kasih dari Republik Turki kepada semua negara sahabat dan organisasi internasional atas harapan baik dan pernyataan dukungan mereka setelah gempa bumi di Izmir," cuit Erdogan, Sabtu, 31 Oktober 2020.

"Bendera Taiwan" ditemukan pada versi pertama cuit Erdogan, namun pada hari Minggu bendera tersebut sudah dihapus.

Baca Juga: Umrah Dibuka Kembali, Perajin Tas Dapat Berkahnya, Begini Kisahnya

Dicuit terbarunya itu, tidak ada "Bendera Taiwan, alhasil cuit Erdogan mendapat serangan netizen dikolom komentar seperti "Turki tampaknya tunduk pada China," tulis salah satu pengguna Twitter.

Mereka berkomentar di bawah cuit Erdogan, meminta agar Turki meminta maaf. Bahkan, beberapa komentar menggunakan meme "bendera Taiwan".

 

"Bolehkah saya bertanya mengapa bendera Taiwan dihapus dari daftar negara sahabat? Harap tambahkan kembali dan tunjukkan rasa hormat," kata seorang pengguna internet dari Taiwan.

Baca Juga: UU Ciptaker Disahkan , KSPI: Pekerja Kontrak Bisa Seumur Hidup Tanpa Pernah Diangkat Pekerja Tetap

“Sebabnya Taiwan sama sekali bukan negara," tulis pengguna Twitter lain.

Melanisr Taiwan News, Kementerian Luar Negeri Taiwan (MOFA) mengatakan sudah diberi tahu oleh kantor perwakilannya di Turki bahwa pihak China telah menekan pemerintah Turki untuk menghapus cuit yang menunjukkan bendera Taiwan. Dan Erdogan mematuhinya.

Baca Juga: Kemenangan Donald Trump atau Joe Biden Tidak Menguntungkan China

MOFA menyatakan saat gempa terjadi di Turki, Taiwan langsung menyampaikan keprihatinan dan belasungkawa kepada pemerintah dan masyarakat Turki.

Menanggapi penghapusan tersebut, MOFA menyatakan bahwa semangat kemanusiaan internasional untuk membantu mereka yang membutuhkan telah "ditekan secara tidak wajar oleh China."

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan Pixibay/geralt

Kementerian tersebut mengutuk tindakan China dan menambahkan bahwa Taiwan tidak akan dihambat oleh ini dan akan terus memberikan bantuan kemanusiaan segera kepada komunitas internasional, termasuk Turki, untuk menunjukkan niat baik Taiwan.

Sementara Wang Jianmin, seorang Pakar urusan Taiwan  urusan di Akademi Ilmu Sosial China, mengatakan komunitas internasional mengakui bahwa Taiwan bukanlah sebuah negara, jadi itulah mengapa memasang "bendera" Taiwan adalah pelanggaran serius.

Baca Juga: Menghebohkan, 100 Ekor Paus Terdampar di Pantai Barat Daya Sri Lanka

Lebih lanjut, Wang Jianmin, mengatakan Turki memiliki hubungan diplomati dengan China. Jadi menghapus cuit dengan "bendera Taiwan" menunjukkan kepatuhannya pada prinsip satu China. Bagi Wang, serangan dikomentar itu membingungkan tentu saja.

"Hampir semua negara di dunia mengakui prinsip satu-China, dan mereka yang menginginkan kemerdekaan Taiwan harus memiliki pemahaman yang jelas tentang situasi internasional dan kondisi mereka sendiri," kata Wang.***

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: Taiwan News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah