LINGKAR MADIUN- Setelah Armenia dirundung kekalahan dari Azerbaijan, kini pemerintahan Armenia menghadapi gelombang protes dari rakyatnya sendiri. Bahkan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mendapat ancaman pembunuhan serta kudeta.
Konflik internal di dalam pemerintahan tak terhindarkan. Badan Keamanan Nasional (NSS) Armenia mengatakan, pihaknya tengah mencegah upaya pembunuhan terhadap Perdana Menteri Nikol Pashinyan, serta mencegah perebutan kekuasaan oleh sekelompok mantan pejabat.
Diketahui, setelah kesepakatan damai dengan Azerbaijan dalam perang Nagorno-Karabakh, pemerintah Armenia tengah disibukkan meredam aksi rakyat yang mendesak Perdana Menteri Nikol Pashinyan mundur.
Baca Juga: Menjelang MotoGP Valencia 2020, Berikut 10 Statistik Baru dari Kualifiakasi Valencia
Baca Juga: Lionel Messi Hengkang, Barcelona Terancam Rugi Besar, Simak Alasannya
Tercatat sebanyak 3.000 demonstran turun ke jalan-jalan mengecam langkah PM Pashinyan yang menandatangani kesepakatan damai dengan Azerbaijan yang dimediasi pihak Rusia.
Ribuan orang yang berdemonstrasi di pusat kota Yerevan mengecam langkah Pashinyan yang dinilai "bertindak lemah" dengan menyetujui kesepakatan dengan Azerbaijan.
Akibat dari demonstrasi itu, 10 politisi oposisi yang dianggap sebagai penyokong aksi demo anti Pashinyan telah ditangkap.
Baca Juga: Nasi Goreng Jancuk Surabaya Rasa Pedas Luar Biasa