Baca Juga: Keripik Pelepah Pisang, Cemilan Unik dan Renyah Bikin Goyang Lidah
"Ini karena peran mereka dalam kekacuan massal dengan kekerasan ilegal," kata jaksa penuntut Armenia dalam sebuah pernyataan.
NSS mengatakan mantan kepalanya Artur Vanetsyan, mantan ketua fraksi parlemen Partai Republik Vahram Baghdasaryan dan sukarelawan perang Ashot Minasyan ditahan.
"Para tersangka berencana untuk secara ilegal merebut kekuasaan dengan membunuh perdana menteri dan sudah ada calon potensial yang sedang dibahas untuk menggantikannya," kata NSS dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: 9 Kota Wisata Kuliner di Indonesia, Dijamin Menggugah Selera
Baca Juga: 4 Tanaman dengan Manfaat Kecantikan, Buat Sendiri di Rumah dan Rasakan Kebaikannya
Sementara itu, Pashinyan mengatakan bahwa pihaknya tidak punya pilihan selain menandatangani perjanjian damai. Hal itu bertujuan untuk mencegah kerugian teritorial lebih lanjut.
Pashinyan mengatakan bahwa dia mengambil tanggung jawab pribadi atas kesepakatan damai itu, tetapi menolak seruan untuk mundur.
Armenia dan Azerbaijan telah berperang di wilayah konflik Nagorno-Karabakh sejak tahun 1990-an yang telah menewaskan lebih dari 30.000 orang.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Virgo 15 November 2020, Memiliki Kekuatan Besar untuk Dapat Gaji Sesuai Kemampuan