LingkarMadiun.com – Masih belum move on dengan seputar Idul Adha. Kali ini giliran membahas mengenai olahan Rendang.
Namun yang kita bahas bukan olahannya melainkan sejarah dan filosofi lahirnya Rendang di nusantara ini. apalagi masakan rending merupakan favorit kebanyakan orang untuk mengelolah daging.
Dilansir LingkarMadiun.com dari Instagram @budaya memberikan sebuah makna dan filosofi mengenai Rendang itu sendiri. mau tahu ulasannya? Simak artinya sebagai berikut.
Baca Juga: Resmi, Robert Lewandowski Tinggalkan Bayern Munchen dan Sepakat dengan Barcelona
Rendang memiliki empat bahan pokok yang digunakan untuk membuatnya. Empat bahan pokok tersebut mengandung makna yang saat ini diacuhkan kebanyakan orang.
1. Daging atau Dagiang
Melambangkan Niniak Mamak atau para pemimpin suku adat yang memberi kemakmuran pada anak dan kemenakan.
2. Kelapa atau Karambia
Melambangkan kaum intelektual atau Cadiak Panda yang akan mempererat kebersamaan kelompok maupun individu.
Baca Juga: Jendela Transfer: MU Umumkan Kontrak Baru dengan Pemain Ini Hingga Juni 2025
3. Lado atau Sambal
Lambing dari para Alim Ulama yang tegas dan pedas dalam mengajarkan agama.
4. Pemasak atau Bumbu
Melambangkan peran masing-masing masyarakat Minangkabau agar dapat hidup secara berkelompok.
Makna filosofi yang begitu mendalam untuk Rendang. Dimana dirinya menduduki kasta paling tinggi diantara hidangan lain.
Sehingga dijuluki sebagai Kapalao Samba atau induknya makanan dalam tradisi Minangkabau.
Namun sebetulnya makna penanaman Rendang berasal dari suatu teknik memasak, bukan nama hidangan. Tradisi mengawetkan makanan sudah dikenal oleh masyarakat Sumetera sejak lama.
Rendang sebetulnya merupakan olahan makanan yang lahir sejak dulu. Dan dijadikan makanan khas Minangkabau untuk disajikan saat mengadakan acara.***