Baca Juga: Minum Jus Jeruk Setelah Makan Bisa Sebabkan Kematian, Benarkah? Ini Penjelasan Dokter
Baik Mesir maupun Indonesia sama-sama menggunakan adat istiadat dalam melakukan kegiatan ritualnya, tanpa sedikit pun meragukan kebenaran agama Islam.
Dilansir lingkarmadiun.pikiran-rakyat.com dari buku Agama Jawa yang ditulis oleh Clifford Geertz, dijelaskan bahwa penyebutan abang atau ‘merah’ memang saat itu diafiliasi oleh klausul politik.
Orang abangan seringkali diidentikkan dengan PKI (Partai Komunis Indonesia) karena banyak sekali orang-orang abangan yang bergabung dengan PKI.
Selain itu, antara orang-orang abangan dan orang-orang santri kerap terjadi gesekan atau konflik-konflik horizontal.
Konflik tersebut membawa stigma politik bahwa orang-orang abangan adalah PKI, sedangkan orang-orang santri adalah Masyumi.
Meskipun PKI sejak tahun 1966 dilarang keberadaannya oleh pemerintah Republik Indonesia, stigma politik orang abangan adalah PKI masih melekat sampai sekarang. ***