150 Jet Tempur F-16 Taiwan Dilarang Terbang yang Tersisa Tinggal Besi Tua

20 November 2020, 20:10 WIB
Ilustrasi /ANTARA/DENPASAR UPDATE



LINGKAR MADIUN - Angkatan Udara Taiwan menyatakan Jet Tempur F-16  yang diterbangkan oleh pilot berusia 44 tahun menghilang dari radar pada ketinggian 6.000 kaki (1.800 meter).

Pesawat tempur itu lenyap dua menit setelah lepas landas dari pangkalan udara Hualien di Taiwan, pada Selasa, 17 November 2020, malam.

Kini Taiwan masih terus melanjutkan  pencarian dengan skala besar. Hilangnya Jet Tempur itu terjadi tiga minggu setelah seorang pilot tewas ketika jet tempur F-5 jatuh ke laut selama pelatihan.

Baca Juga: Resep Cara Membuat Kue Cucur Daun Pandan dan Kue Cucur Gula Merah, yang Enak

Baca Juga: Pep Guardiola, Manager Manchester City Tanda Tangani Kontrak Baru, Sampai Kapan?

Merespons hal itu, pemerintah Taiwan telah menghentikan penerbangan semua jet tempur F-16 untuk pemeriksaan keamanan. Keputusan tersebut menghapus sekitar 150 pesawat dari langit Taiwan.

Sehingga Taiwan kini hanya mengandalkan armada yang lebih terbatas untuk menangkal jet China yang telah melakukan fly over dalam beberapa bulan terakhir.

“Misi penyelamatan adalah prioritas utama kami sekarang. Angkatan udara telah melarang semua F-16 diterbangkan, hal itu untuk diperiksa. Dan saya telah menginstruksikan penyelidikan penyebab insiden itu, "kata Presiden Tsai Ing-wen kepada wartawan.

Baca Juga: 15 Makanan Anti Aging, Pencegah Penuaan Dini Secara Alami

Baca Juga: 10 Manfaat Bawang Putih Untuk Kesehatan: Salah Satunya Penderita Diabetes

Taiwan hidup di bawah ancaman invasi terus-menerus dari China, yang memandang pulau itu sebagai wilayahnya sendiri dan telah berjanji untuk merebutnya suatu hari nanti, bahkan dengan kekerasan jika perlu.

Sementara armada pesawat tempur Taiwan sudah tua dan persenjataannya dikalahkan oleh China.

Tanpa Jet Tempur F-16, yang tersisa dari armada Taiwan adalah Indigenous Defense Fighter , Mirage buatan Prancis akhir tahun 1990-an, dan pesawat tempur F5-E  tahun 1970-an.

Baca Juga: Bank Dunia: Pendidikan di Indonesia Tertinggal

Baca Juga: Seleksi Guru PPPK 2021, Kemenpan-RB: Peluang untuk Honorer K2

Kepala staf umum Taiwan Laksamana Lee Hsi-ming secara diam-diam mengusulkan pendekatan baru yang revolusioner untuk pertahanan Taiwan, yang disebut Konsep Pertahanan Keseluruhan.

"Konsep baru ini, jika diterapkan secara efektif, dapat membalikkan keadaan dan memberi Taiwan kesempatan berjuang untuk mencegah China mengambilnya dengan paksa," katanya

Dengan kata lain, konsep pertahanan baru Taiwan menggunakan strategi pertahanan asimetris, di mana Taiwan memaksimalkan keunggulan pertahanannya, dan menargetkan kekuatan penyerang saat berada pada titik terlemahnya.***

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: Asia Times

Tags

Terkini

Terpopuler