Setelah Dijatuhi Sanksi AS atas Kudeta Myanmar, Para Pengujuk Rasa Tetap Menentang Para Pemimpin Militer

- 13 Februari 2021, 11:00 WIB
Para pengunjuk rasa menentang junta Myanmar setelah AS menjatuhkan sanksi
Para pengunjuk rasa menentang junta Myanmar setelah AS menjatuhkan sanksi /Dok. CTV NEWS

LINGKAR MADIUN- Pengunjuk rasa anti-kudeta menentang seruan junta untuk menghentikan pertemuan massal pada hari Jumat (12 Februari) ketika ratusan ribu orang bergabung dengan demonstrasi nasional, dengan banyak yang mendesak Washington untuk memperketat sanksi yang dijatuhkan pada para jenderal yang berkuasa.

Pasukan keamanan melakukan serangkaian penangkapan lainnya dalam semalam, dengan mereka yang ditahan termasuk setidaknya satu dokter yang ikut serta dalam kampanye pembangkangan sipil yang meningkat.

Raksasa media sosial Facebook mengatakan akan memotong visibilitas konten yang dijalankan oleh militer Myanmar, dengan mengatakan mereka "terus menyebarkan informasi yang salah" setelah merebut kekuasaan dalam kudeta 1 Februari.

Baca Juga: Cek Fakta: Lowongan Kerja Pegawai Pandu PT Pelabuhan Indonesia II Dibuka 3-17 Februari 2021, Ini Penjelasannya

Baca Juga: 10 Keutamaan Puasa Rajab, Salah Satunya 8 Pintu Surga akan Dibuka

Di kota terbesar Yangon, ratusan dokter dengan jas putih dan scrub berbaris melewati pagoda emas Shwedagon, situs Buddha paling suci di negara itu.

Sementara di bagian lain kota, penggemar sepak bola yang mengenakan perlengkapan tim berbaris dengan plakat lucu yang mengecam militer.

Tentara membubarkan protes di kota tenggara Mawlamyine dan menangkap beberapa orang.

Baca Juga: Tata Cara Mengamalkan Dzikir dan Doa di Bulan Rajab Penuh Keistimewaan

Halaman:

Editor: Khoirul Ma’ruf

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x