Tak Ingin Babak Belur Seperti Prancis, Rusia Tak Akan Edarkan Majalah Satir Seperti Charlie Hebdo

- 31 Oktober 2020, 19:17 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Presiden Rusia, Vladimir Putin. /Instagram.com/@president_Vladimir_Putin

Baca Juga: Presiden Prancis Macron akan Perkenalkan ‘RUU Separatis’ Menindak Islam Radikal dan Batasi Masjid

“Setiap agama hidup satu sama lain dengan penuh rasa hormat. Itulah mengapa keberadaan publikasi semacam itu tidak mungkin ada di sini, termasuk dengan mempertimbangkan undang-undang yang ada,”kata Peskov, seraya menunjukkan bahwa Rusia adalah rumah bagi sekitar 20 juta Muslim.

Namun saat Peskov ditanya  apakah karikaturisasi Nabi Muhammad diperbolehkan, ia enggan berkomentar.

Baca Juga: Mengejutkan, Setelah Penikaman di Gereja Presiden Rusia Langsung Surati Presiden Prancis Macron

Diketahui, pada 2011, kantor Charlie Hebdo dibom setelah menerbitkan edisi spoof yang mengundang dengan karikatur Nabi Muhammad di bagian sampulnya.

Setahun kemudian, majalah Charlie Hebdo justru membuat banyak karikatur Nabi Muhammad. Karikatur tersebut menggambarkan Nabi Muhammad dalam keadaan telanjang dan dalam pose-pose yang merendahkan atau porno.

Baca Juga: Pesona OxalisTriangularis, Tanaman Cinta yang Laris Dicari

Sementara itu, Pemerintah Prancis membela kebebasan berbicara bahkan ketika menegur Charlie Hebdo karena mengipasi ketegangan.

Pada Januari 2015, dua ekstremis Alqaidah kelahiran Prancis yang marah karena karikatur itu menyerbu ruang redaksi dan menewaskan 12 orang, termasuk pemimpin redaksi dan beberapa kartunis. Charlie Hebdo belum mundur.

Baca Juga: Di 'Petualangan Sherina 2' Sherina Munaf Juga Jadi Komposer dan Penata Musik Teruskan Elfa Secioria

Halaman:

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x