Tak Ingin Babak Belur Seperti Prancis, Rusia Tak Akan Edarkan Majalah Satir Seperti Charlie Hebdo

- 31 Oktober 2020, 19:17 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Presiden Rusia, Vladimir Putin. /Instagram.com/@president_Vladimir_Putin

Charlie Hebdo kembali membuat keonaran dengan mencetak ulang karikatur nabi yang asli ketika pada hari persidangan serangan pada 2015 dibuka belum lama ini.

Hal itu memicu serangkaian protes. Pada 16 Oktober, seorang pengungsi Chechnya memenggal kepala seorang guru di luar Paris yang telah menunjukkan karikatur di kelasnya, untuk debat tentang kebebasan berekspresi.

Baca Juga: Melaju Dengan Kecepatan Tinggi, Mobil Tabrak Salah Satu Pintu Masjidil Haram

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim telegram ke Presiden Prancis Emmanuel Macron, seteleh peristiwa penikaman yang mengakibatkan tiga orang tewas yang terjadi di Basilika Notre-Dame di Nice, Prancis, pada pukul 00.09 pagi waktu setempat pada Kamis, 29 Oktober 2020.

Telegram tersebut menyatakan belasungkawa yang mendalam atas konsekuensi tragis serangan teroris di Prancis.

Baca Juga: Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Bebas Atas Vonis 4 Tahun Penjara

"Kemarahan yang disebabkan oleh kejahatan sinis dan kejam yang dilakukan di dalam gereja. Sekali lagi, kami telah melihat bahwa teroris sama sekali tidak memiliki moral kemanusiaan. Jelas bahwa memerangi terorisme internasional membutuhkan komunitas global untuk bergabung," tulisnya dalam telegram itu.***

Halaman:

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x