Tak Ingin Babak Belur Seperti Prancis, Rusia Tak Akan Edarkan Majalah Satir Seperti Charlie Hebdo

- 31 Oktober 2020, 19:17 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Presiden Rusia, Vladimir Putin. /Instagram.com/@president_Vladimir_Putin

LINGKAR MADIUN – Majalah Charlie Hebdo di Prancis menuai badai kecaman seteleh menerbitkan karikatur Nabi Muhammad. Berbagai pihak menentang aksi tersebut.

Terlebih saat Presiden Prancis Emmanuel Macron mendukung penerbitan itu sebagai bentuk kebebasan berekspresi.

Baca Juga: Produk Prancis Diboikot karena Dukung Karikatur, Quraish Ungkap Alasan Nabi Tidak Boleh Digambar

Baca Juga: Berikut Pidato Presiden Prancis Emmanuel Macron yang Dihujat Mahathir Mohamad hingga Erdogan

Akibatnya Prancis dikecam para pemimpin negara mayoritas Islam, hingga PBB mengecam tindakan menampilkan karikatur Nabi Muhammad.

Diketahui agama Islam percaya Nabi Muhammad tidak boleh digambar apalagi dijadikan karikatur satir.

Baca Juga: Berikut Pidato Presiden Prancis Emmanuel Macron yang Dihujat Mahathir Mohamad hingga Erdogan

Bahkan negera Rusia pun, dengan tegas tidak akan membiarkan majalah satir seperti Charlie Hebdo atau majalah sejenisnya beredar di negeranya. Hal itu diucapkan Juru Bicara (Jubir) Kremlin, Dmitry Peskov.

Seperti jawabannya ketika ditanya apakah Rusia dapat menerbitkan majalah yang mirip dengan Charlie Hebdo, Peskov mengatakan kepada wartawan: "Tidak, tidak bisa."

Baca Juga: Presiden Prancis Macron akan Perkenalkan ‘RUU Separatis’ Menindak Islam Radikal dan Batasi Masjid

“Setiap agama hidup satu sama lain dengan penuh rasa hormat. Itulah mengapa keberadaan publikasi semacam itu tidak mungkin ada di sini, termasuk dengan mempertimbangkan undang-undang yang ada,”kata Peskov, seraya menunjukkan bahwa Rusia adalah rumah bagi sekitar 20 juta Muslim.

Namun saat Peskov ditanya  apakah karikaturisasi Nabi Muhammad diperbolehkan, ia enggan berkomentar.

Baca Juga: Mengejutkan, Setelah Penikaman di Gereja Presiden Rusia Langsung Surati Presiden Prancis Macron

Diketahui, pada 2011, kantor Charlie Hebdo dibom setelah menerbitkan edisi spoof yang mengundang dengan karikatur Nabi Muhammad di bagian sampulnya.

Setahun kemudian, majalah Charlie Hebdo justru membuat banyak karikatur Nabi Muhammad. Karikatur tersebut menggambarkan Nabi Muhammad dalam keadaan telanjang dan dalam pose-pose yang merendahkan atau porno.

Baca Juga: Pesona OxalisTriangularis, Tanaman Cinta yang Laris Dicari

Sementara itu, Pemerintah Prancis membela kebebasan berbicara bahkan ketika menegur Charlie Hebdo karena mengipasi ketegangan.

Pada Januari 2015, dua ekstremis Alqaidah kelahiran Prancis yang marah karena karikatur itu menyerbu ruang redaksi dan menewaskan 12 orang, termasuk pemimpin redaksi dan beberapa kartunis. Charlie Hebdo belum mundur.

Baca Juga: Di 'Petualangan Sherina 2' Sherina Munaf Juga Jadi Komposer dan Penata Musik Teruskan Elfa Secioria

Charlie Hebdo kembali membuat keonaran dengan mencetak ulang karikatur nabi yang asli ketika pada hari persidangan serangan pada 2015 dibuka belum lama ini.

Hal itu memicu serangkaian protes. Pada 16 Oktober, seorang pengungsi Chechnya memenggal kepala seorang guru di luar Paris yang telah menunjukkan karikatur di kelasnya, untuk debat tentang kebebasan berekspresi.

Baca Juga: Melaju Dengan Kecepatan Tinggi, Mobil Tabrak Salah Satu Pintu Masjidil Haram

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim telegram ke Presiden Prancis Emmanuel Macron, seteleh peristiwa penikaman yang mengakibatkan tiga orang tewas yang terjadi di Basilika Notre-Dame di Nice, Prancis, pada pukul 00.09 pagi waktu setempat pada Kamis, 29 Oktober 2020.

Telegram tersebut menyatakan belasungkawa yang mendalam atas konsekuensi tragis serangan teroris di Prancis.

Baca Juga: Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Bebas Atas Vonis 4 Tahun Penjara

"Kemarahan yang disebabkan oleh kejahatan sinis dan kejam yang dilakukan di dalam gereja. Sekali lagi, kami telah melihat bahwa teroris sama sekali tidak memiliki moral kemanusiaan. Jelas bahwa memerangi terorisme internasional membutuhkan komunitas global untuk bergabung," tulisnya dalam telegram itu.***

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x