LINGKAR MADIUN - Terdapat sebuah desa yang tidak boleh dimasuki oleh pegawai negeri sipil (PNS).
Siapa pun yang berprofesi sebagai PNS, entah itu sebagai pejabat tinggi maupun pejabat rendahan tetap dianggap sama dan tidak boleh masuk ke dalam desa tersebut.
Jika para PNS tetap nekat masuk ke dalam desa, orang-orang tersebut akan mengalami berbagai macam kesialan.
Dilansir lingkarmadiun.pikiran-rakyat.com dari Jurnal Tamaddun karya Dewi dkk, dijelaskan bahwa desa tersebut bernama Dukuh Gribigan, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Dalam sejarahnya, di Dukuh Gribigan terdapat kutukan barang siapa dari kalangan aparat negara berani masuk ke wilayah tersebut, maka akan mendapat kesialan atau kemalangan.
Tidak ada sejarah yang jelas mengenai asal muasal kutukan tersebut bisa terjadi. Namun menurut warga setempat, cukup banyak kemalangan yang menimpa PNS yang masuk ke dalam Desa Gribigan.
Baca Juga: Ilmuwan Ungkap Indera Penciuman Manusia Adalah Alat Pertahanan yang Kuat, Ini Penjelasannya
Kemalangan itu bisa berupa karir yang pendek, datangnya penyakit, orang tersebut akan dicopot dari jabatannya menjadi PNS, bahkan meninggal dunia.
Sampai sekarang, banyak sekali aparatur pemerintah seperti TNI dan polisi di Kecamatan Wedung yang masih mempercayai hal tersebut.
Ini dibuktikan dengan banyaknya dari mereka yang tidak berani memasuki desa karena takut tertimpa kesialan.
Baca Juga: Di Mana Ujung Alam Semesta? Berikut Ini Jawaban Ilmuwan Astronomi
Beberapa warga desa juga menambahkan bahwa zaman dahulu Bupati Demak termasuk yang enggan memasuki wilayah Desa Gribigan.
Dulu juga, ada cerita bahwa ada anggota TNI yang melakukan penghijauan di Desa Gribigan, kemudian setelahnya mendapat kesialan dengan dicopot pangkatnya tanpa alasan yang jelas.
Meskipun begitu, saat ini cukup banyak warga Desa Gribigan yang berprofesi sebagai PNS, baik menjadi guru, TNI, Polri, ataupun menjadi pegawai administrasi.
Baca Juga: Ada Sinyal Misterius Terdeteksi Datang dari Pusat Galaksi Bima Sakti, Ilmuwan Kebingungan
Perlahan mitos tersebut menghilang, karena semua itu hanya masalah kepercayaan yang keliru yang tidak memiliki dasar sama sekali atau cocoklogi semata. ***