Spekulasi Penarikan Militer Mencuat, Amerika Serikat Tegaskan Pasukannya Akan Tetap Berada di Suriah

28 Oktober 2021, 19:45 WIB
Ilustrasi militer Amerika Serikat. /Military.com

LINGKAR MADIUN - Amerika Serikat (AS) tidak akan menarik sekitar 900 tentaranya dari timur laut Suriah dalam waktu dekat setelah sebelumnya muncul spekulasi penarikan.

Mencuatnya spekulasi terjadi setelah Presiden Joe Biden memutuskan untuk menarik militernya pada bulan Agustus lalu dari Afghanistan.

Dilansir lingkarmadiun.pikiran-rakyat.com dari Al Jazeera, AS memiliki 900 tentara di timur laut Suriah yang bertugas membantu negara tersebut.

Baca Juga: 5 Manfaat Air Lemon Bagi Kesehatan, Selain Bisa Cegah Kanker, Ternyata Juga Bisa Mencegah Penyakit Ini 

Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin YPG Kurdi memastikan kekalahan abadi kelompok bersenjata ISIL (ISIS).

Pasukan AS pertama kali dikirim ke Suriah pada 2014/2015 di bawah komando mantan Presiden Barack Obama.

Pengiriman pasukan bertujuan untuk memberikan dukungan material kepada pejuang Arab dan Kurdi setempat dalam perang melawan ISIL.

Baca Juga: Kabar Gembira! Ada Penurunan Iuran di Kelas III, Yuk Intip Iuran BPJS Kesehatan yang Terbaru 

Pada Oktober 2019 lalu, mantan Presiden Donald Trump sempat melakukan penarikan pasukan AS dari timur laut Suriah.

Keputusan tersebut kemudian memicu serangan Turki terhadap SDF yang telah lama dianggap sebagai ancaman karena dipimpin oleh YPG.

Akibat insiden tersebut, serta kritik dari dalam dan luar negeri, Trump kembali menempatkan pasukan AS di timur laut Suriah.

Baca Juga: Ternyata Gejala Kolesterol Tinggi Bisa Dirasakan di Bagian Kaki? Simak Begini Ulasannya 

Terkait spekulasi penarikan pasukan AS di Suriah ini, asisten pejabat senior yang bekerja pada kebijakan Timur Tengah di Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih memberikan pendapatnya.

Menurutnya, spekulasi penarikan pasukan AS di timur laut Suriah terlalu berlebihan, karena Suriah tidak sama dengan Afghanistan.

"Orang-orang berbicara tentang bagaimana kami mengakhiri perang tanpa akhir, seolah-olah kami memiliki strategi ini untuk sepenuhnya meninggalkan semua komitmen kami di Timur Tengah," ungkap pejabat yang enggan diketahui namanya tersebut.

Baca Juga: Minum Teh dan Kopi Setiap Hari Bisa Bantu Perpanjang Usia, Benarkah? Begini Penjelasannya 

"Kami tahu bahwa Afghanistan dan Suriah adalah dua tempat yang berbeda, dan itulah mengapa kebijakan kami terhadap masing-masing negara juga berbeda," tambahnya.

"Ukuran dan sifat tujuan kami, kedalaman keterlibatan kami, dan jenis lingkungan tempat kami beroperasi di Suriah benar-benar berbeda," tutupnya. ***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Tags

Terkini

Terpopuler