Hal ini dilakukan para ilmuwan untuk meniru keadaan gangguan kognitif pada manusia yang disebabkan oleh naiknya mikroba Bilophila.
Selanjutnya, para ilmuwan mengamati kemampuan mereka untuk menavigasi labirin di laboratorium.
Baca Juga: Seram, Peneliti Ini ‘Ramal‘ Jumlah Manusia Turun Drastis karena Kemandulan Massal di Masa Depan?
Diketahui bahwa tikus yang menjalani diet keto rata-rata melakukan kesalahan 30% lebih banyak daripada tikus yang diberi diet standar.
Selanjutnya, para peneliti ‘membersihkan‘ mibroba dalam usus tikus dan memberikan diet keto dan keadaan hipoksia.
Menariknya, tikus yang ususnya yang ‘bersih‘ dari mikroba sebelum diet keto dan hipoksia mampu membuat kesalahan yang jauh lebih sedikit daripada tikus dengan keadaan yang sama tapi mikroba usunya tidak ‘dibersihkan‘ terlebih dahulu.
"Ini menunjukkan bahwa mikroba yang terkait dengan diet keto dan hipoksia dapat berkontribusi pada efek merugikan pada gangguan kognitif," kata Olson.
Para peneliti mengungkapkan bahwa Bilophila wadsworthia mengubah gen mana yang diaktifkan atau dimatikan, sehingga mengurangi sinyal seluler normal di hipokampus.
Perubahan diet tiba-tiba yang menyebabkan naiknya mikroba Bilophia yang dapat merusak kemampuan kognitif ini patut diwaspadai.