“Pertumbuhan populasi pada dasarnya bukanlah masalah, apalagi urbanisasi. Ini adalah kurangnya perencanaan dan kurangnya investasi di daerah urbanisasi yang cepat ini,“ kata Cascade Tuholske, ilmuwan penelitian pascadoktoral di Pusat Jaringan Informasi Ilmu Bumi Internasional Universitas Columbia dan penulis utama makalah PNAS.
The Lancet Countdown, penilaian tahunan risiko kesehatan dari iklim, menemukan bahwa anak-anak dan orang berusia lebih dari 65 tahun paling tinggi terkena risiko cuaca panas.
Laporan itu juga mengatakan perubahan iklim menjadi panas meningkatkan kondisi penyebaran patogen penyakit menular.
Panas dapat membahayakan atau membunuh dalam berbagai cara. Organ tubuh bisa menjadi terlalu panas dan berbahaya jika kehilangan kemampuan untuk mengatur suhu, yang berisiko kematian.
Panas juga dapat memperburuk gejala dari penyakit yang mendasari seperti penyakit jantung, diabetes atau masalah ginjal.
Dunia telah menghangat lebih dari 1 derajat Celcius sejak abad ke-19 akibat ulah manusia.
Para ilmuwan memperkirakan gelombang panas yang lebih sering dan intens karena manusia terus membakar bahan bakar fosil.
Kepadatan penduduk juga berpengaru pada peningkatan gelombang panas di muka bumi. Selain itu, urbanisasi juga menyebabkan pemanasan global menjadi lebih parah.***