Heboh, Teknologi Artificial Intelligence Terbaru Tiru Kecerdasan Hewan Siput Laut! Simak Selengkapnya

26 September 2021, 12:15 WIB
Foto Siput Laut (sea slug). /Pexels.com/Tom Fisk

LINGKAR MADIUN – Penelitian di bidang kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) banyak berkembang pada beberapa dekade terakhir.

Penelitian terakhir, yang paling mengejutkan, adalah para peneliti di bidang kecerdasan buatan mengaku bahwa mereka mereka mengadaptasi kecerdasan hewan sederhana.

Baca Juga: Wow! Novel Korea Selatan Ini Ditulis oleh Mesin Kecerdasan Buatan, Begini Kisahnya

Peneliti menemukan model terbaru, agar kecerdasan buatan menjadi lebih pintar, AI harus secerdas salah satu makhluk paling sederhana di kerajaan hewan: siput laut.

Walaupun siput laut adalah hewan yang sederhana, bahkan belum pernah memiliki predikat hewan tercerdas di dunia, Anda jangan meremehkan siput laut.

Baca Juga: Kemendikbud Perkuat Guru SMK Dibidang Kecerdasan Buatan (AI)

Sebuah studi baru telah menemukan bahwa suatu bahan dapat meniru fitur kecerdasan paling penting dari siput laut.

Penemuan ini merupakan langkah menuju pembangunan perangkat keras yang dapat membantu membuat AI lebih efisien dan andal untuk teknologi mulai dari mobil self-driving dan robot bedah hingga algoritma media sosial.

Baca Juga: Kenali 9 Cara Jadi Warganet yang Baik dan Bijak Saat Gunakan, Anda Wajib Tau! Media Sosial

Dilansir LINGKAR MADIUN dari Science Daily, studi yang diterbitkan di Proceedings of the National Academy of Sciences, dilakukan oleh tim peneliti dari Purdue University, Rutgers University, University of Georgia dan Argonne National Laboratory.

Baca Juga: Penelitian Baru Temukan Manfaat Kebiasaan Rutin Minum Air Luar Biasa yang Mampu Turunkan Risiko Gagal Jantung

"Melalui mempelajari siput laut, ahli saraf menemukan keunggulan kecerdasan yang mendasar bagi kelangsungan hidup organisme apa pun," kata Shriram Ramanathan, profesor teknik material Purdue. "Kami ingin memanfaatkan kecerdasan matang pada hewan untuk mempercepat pengembangan AI."

Dua fitur utama kecerdasan yang dipelajari para ilmuwan saraf dari siput laut adalah pembiasaan dan sensitisasi.

Baca Juga: Ini Dia Fitur Terbaru IPhone 13 Siap Bersaing di Pasar, Kami Perlu Tahu!

Dua fitur ini, contohnya apabila akan digunakan dalam pengembangan AI, seperti auto drive mobil pintar maka akan mendatangkan banyak keuntungan.

Misalnya. fitur pembiasaan AI dengan stimulus dari waktu ke waktu, seperti menghilangkan suara bising saat mengemudi dengan rute yang sama untuk bekerja setiap hari.

Baca Juga: 12 Profesi Ini Tidak Mungkin Digantikan Oleh Robot

Sensitisasi adalah kebalikannya, ia bereaksi kuat terhadap stimulus baru, seperti menghindari potensi terjadinya tabrakan dan kecelakaan.

AI butuh banyak waktu untuk mempelajari dan menyimpan informasi baru tanpa menimpa informasi yang telah dipelajari dan disimpannya.

Baca Juga: Buat Kalian yang Terlanjur Upload Sertifikat Vaksin di Medsos, Perhatikan Informasi Ini

Ini adalah masalah yang oleh para peneliti yang mempelajari komputasi yang diilhami otak disebut sebagai ‘dilema stabilitas-plastisitas’.

Peneliti tetap mempelajari mekanisme AI untuk bekerja semirip mungkin dengan otak manusia.

Baca Juga: Otak ‘Memakan‘ Dirinya Sendiri Supaya Manusia Tetap Hidup, Simak Begini Ulasan Lengkapnya

Pembiasaan akan memungkinkan AI untuk membuang informasi yang tidak dibutuhkan untuk mencapai banyak stabilitas, sementara sensitisasi dapat membantu mempertahankan informasi baru dan penting untuk memungkinkan plastisitas.

Jika materi kuantum dapat dengan andal meniru bentuk kecerdasan siput laut, maka dimungkinkan untuk membangun AI langsung ke dalam perangkat keras.

Baca Juga: WhatsApp Sedang Uji Coba Fitur Multi Perangkat, Berikut Ini Cara Menggunakannya

Studi ilmu saraf telah menunjukkan bahwa siput laut menunjukkan habituasi ketika berhenti menarik insangnya sebagai respons terhadap disadap di siphon.

Tetapi sengatan listrik pada ekornya menyebabkan insangnya menarik jauh lebih efektif yang menunjukkan kepekaan siput laut.

Baca Juga: Mengejutkan, Ilmuwan Jepang Berhasil Ciptakan Daging di Laboratorium tanpa Harus Sembelih Hewan

Terinspirasi oleh temuan ini, sebuah kelompok penelitian di bawah Kaushik Roy, Profesor Terhormat Edward G. Tiedemann Jr. Teknik Elektro dan Komputer Purdue, memodelkan perilaku oksida nikel dan membangun algoritme yang berhasil menggunakan strategi pembiasaan dan kepekaan ini untuk mengkategorikan titik data ke dalam kelompok.

Studi ini adalah tempat awal untuk memandu langkah-langkah selanjutnya, kata para peneliti.

Baca Juga: Obati Diabetes Lewat Smartphone, Ilmuwan Kembangkan Teknologi ‘Pankreas Buatan‘ Berbasis Aplikasi

Selain eksperimen yang dilakukan di Purdue, tim di Universitas Rutgers melakukan perhitungan teori terperinci untuk memahami apa yang terjadi dalam oksida nikel pada tingkat mikroskopis untuk meniru fitur kecerdasan siput laut.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: Science Daily

Tags

Terkini

Terpopuler